“Kita
pernah, —di negeri yang sesak
oleh jutaan orang ini— menjadi sepasang
genggaman membelah awan hingga
menguak rintikan hujan…”
oleh jutaan orang ini— menjadi sepasang
genggaman membelah awan hingga
menguak rintikan hujan…”
Rindu bukanlah gurauan yang ingin aku lontarkan. Karena merindukanmu adalah
pekerjaan paling mudah dan mengandung candu berdosis tinggi. Banyak hal di
sekelilingku hampir tak luput untuk tak memberitahu kalau dahulu tangan kita
selalu bergenggaman erat. Seperti waktu itu, di suatu sore yang basah, kita
berlarian, mengecipakkan air dari hentakan sepatu-sepatu kita yang sudah kuyup. Bukannya meneduh, kita tetap saja menikmati serangan air yang
mengerumuni tubuh kita. Kita tertawa seolah-olah hari itu adalah hari paling
membahagiakan dalam hidup kita.
Apa kamu tahu?
Rindu begitu mudah mengundang kenangan. Sekali tawa mengingatnya,
setelah itu hanya ada dada yang getir mengetahui bahwa hal itu takkan pernah
kembali lagi. Selanjutnya, rindu menghantarkan awan yang memberi ruang pada
aliran air merosot dari mataku.
Aku di sini sekarang, di suatu sudut di sisian pantai tempat kita pernah
bermandikan hujan melepaskan beban. Saling berbagi mimpi kalau persahabatan
kita harus setua nenek-nenek kita saat itu. Menikmati sisa hujan sendirian. Pada
waktu dan tempat yang sama ketika tubuhmu terlempar pasca disenggol mini bus
berwarna orange.
Tenanglah di sana, sahabatku tercinta…
Maafkan aku yang tidak sigap membawamu menghindar dari hantaman si
orange itu.
Aku merindukanmu, —lagi.
Ditabrak metromini. Judulnya bakal tubah begitu kalau jadi ftv
BalasHapushehe.. intinya bukan metromininyasih kakkk :D
Hapustapi bolehlah kalau dijadiin ide ftv. wkwkwk
Iya. Rindu adalah hak segala bangsa... hidup rindu
Hapustenang, selagi ada kenangan indah yang melekat, rindu akan selalu hidup
HapusGila! gue pikir ini cerita tentang kekasih, tapi sahabat. terharuuu
BalasHapusketipu yaa... haa
Hapusbtw thaanksss :)
jangan risaukan rindu, biarkan ia tetap hidup dalam jiwamu
BalasHapusiya, bagaimanapun rindu, ia akan selalu datang suatu saat
Hapus