Rabu, 20 Juli 2016

Rindu

“Kita pernah, —di negeri yang sesak 
oleh jutaan orang ini— menjadi sepasang 
genggaman membelah awan hingga 
menguak rintikan hujan…”

Rindu bukanlah gurauan yang ingin aku lontarkan. Karena merindukanmu adalah pekerjaan paling mudah dan mengandung candu berdosis tinggi. Banyak hal di sekelilingku hampir tak luput untuk tak memberitahu kalau dahulu tangan kita selalu bergenggaman erat. Seperti waktu itu, di suatu sore yang basah, kita berlarian, mengecipakkan air dari hentakan sepatu-sepatu kita yang sudah kuyup. Bukannya meneduh, kita tetap saja menikmati serangan air yang mengerumuni tubuh kita. Kita tertawa seolah-olah hari itu adalah hari paling membahagiakan dalam hidup kita.

Apa kamu tahu?

Rindu begitu mudah mengundang kenangan. Sekali tawa mengingatnya, setelah itu hanya ada dada yang getir mengetahui bahwa hal itu takkan pernah kembali lagi. Selanjutnya, rindu menghantarkan awan yang memberi ruang pada aliran air merosot dari mataku.

Aku di sini sekarang, di suatu sudut di sisian pantai tempat kita pernah bermandikan hujan melepaskan beban. Saling berbagi mimpi kalau persahabatan kita harus setua nenek-nenek kita saat itu. Menikmati sisa hujan sendirian. Pada waktu dan tempat yang sama ketika tubuhmu terlempar pasca disenggol mini bus berwarna orange.

Tenanglah di sana, sahabatku tercinta…
Maafkan aku yang tidak sigap membawamu menghindar dari hantaman si orange itu.
Aku merindukanmu, lagi.


8 komentar:

  1. Ditabrak metromini. Judulnya bakal tubah begitu kalau jadi ftv

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. intinya bukan metromininyasih kakkk :D
      tapi bolehlah kalau dijadiin ide ftv. wkwkwk

      Hapus
    2. Iya. Rindu adalah hak segala bangsa... hidup rindu

      Hapus
    3. tenang, selagi ada kenangan indah yang melekat, rindu akan selalu hidup

      Hapus
  2. Gila! gue pikir ini cerita tentang kekasih, tapi sahabat. terharuuu

    BalasHapus
  3. jangan risaukan rindu, biarkan ia tetap hidup dalam jiwamu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, bagaimanapun rindu, ia akan selalu datang suatu saat

      Hapus