Kamis, 27 Oktober 2016

Rindu adalah Hujan

Sepakatkah kamu
Bahwa...
Rindu adalah hujan
Datang menyerang, tanpa perlu persetujuan
Dentingan di atapnya menyanyikan nada sunyi
Dingin yang mendatangkan hawa sepi
Tiba-tiba menyusupi hati

Aroma tanah basah pembawa nuansa
Kenangan memantul di permukaannya
Tentang keberadaanmu, kisah lama

Rindu adalah hujan
Merintik, melebat, membuat genangan...

Dan kau hujan, datang sendiri di malam kelam
Dalam diam
Akulah genangan air
Menantikan rintikmu..
Bergenggaman dalam tempias hujan

12 komentar:

  1. gue gak terlalu ngerti puisi tapi paling suka di bagian akhir nih:

    Akulah genangan air
    Menantikan rintikmu..
    Bergenggaman dalam tempias hujan

    pesan rindunya dapet banget di bagian ini. bagus. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue juga ga gitu ngerti laki-laki *eh

      Thanks Yog, btw :))

      Hapus
  2. Wah kata-katanya agak-agak multi-tafsir. Tapi yang bisa saya simpulkan, puisi ini menggambarkan seseorang yang sedang teringat dengan masa lalu. Dengan kata lain, dia sedang bernostalgia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya gitu kak, hehee
      Teringat dengan kenangan masa lalu yg buat rindunya merintik

      Hapus
  3. Air yang lembut, jadi perumpama rindu.
    Bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena rindu juga bagian dari kelembutan, bak air, rindu membasuh kenangan..

      Hapus
  4. ah, ceritanya sukses menghantarkanku untuk merindukan!

    BalasHapus
  5. "dan kau hujan, datang sendiri di malam kelam"

    ndeh... kalimatnya :(

    BalasHapus
  6. dan aku, suka bagian akhirnya...
    dapet banget rindunya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kan!
      jadii rindu lagi, gara-gara kamu komen, aku baca lagi :(

      Hapus