Kamis, 10 November 2016

tidak akan

Katakanlah,
Apakah aku memang lebih pantas untuk pergi, atau masih ada yang berharap aku masih di sini.

Kalau ditanya pilihanku? Kamu dan hal-hal yang pernah kita lalui adalah alasan untukku agar bisa menetap lebih lama lagi. Bukan karena takut tidak terbiasa dengan tempat yang baru, karena bagiku mudah saja untuk menyesuaikan diri dengan rasa sunyi yang mungkin akan sama. Hanya saja, rasanya, segala yang pernah ada menjadi kasur empuk yang sudah melekat dengan hobi tidurku –sayang, jika harus ditinggalkan begitu saja.

Aku masih ingin bertahan di sini, menanti kemungkinan sekali lagi untuk bisa menjadi satu genggaman denganmu. Genggaman yang beriring, bersisian, tentu dengan visi yang satu.

Aku sudah memperjuangkannya sepenuh hatiku. Melakukan hal-hal yang mungkin gila, agar tak pernah kamu menginginkan jauh dariku. Karena sangat tidak mudah untuk jauh darimu. Canggung.

Berkali-kali aku jatuh dalam perjuanganku, aku mencoba menghibur diriku. “Jangan sedih, jika semesta sedang mencoba membuat semangatmu patah” dan itu berkali-kali berhasil. Namun sekarang, sepertinya itu tidak mempan lagi. Ada yang membuatku tersadar akan suatu hal, ternyata aku terlalu percaya diri bahwa aku masih penting di sini. Entahlah, kamu yang sepertinya sudah terlebih dahulu ikhlas jika kepergianku adalah nyata, membangunkanku.


Jika nanti pada akhirnya memang aku harus pergi, percayalah bukannya aku ingin meninggalkanmu di sini. Kau dan segala yang pernah ada selalu kubawa. Karena bagaimana pun jauhnya, jarak tidak akan pernah menghapus tentang kita.

8 komentar:

  1. ini, aku ndak bisa nebak sih, tapi rasanya si "kamu" bukanlah lawan jenis.
    tidak. tidak mungkin!
    tapi siapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyalah bukan! hahaha....
      tapi ndak boleh kepo juga loh :p

      Hapus
  2. jangan pergi, biar aku saja yang pergi.
    hehehe
    gak sanggup pisah dari kamu, lesuik! huhuhu

    BalasHapus
  3. Bagus, euy. Bikin baper :(

    Walaupun ini kepergian tentang sahabat. Bukan tentang kekasih.

    Tapi rasanya yang punya kekasihpun bisa baper baca yang kaya gini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. makasih..
      Jangan baper-baper kaak, kasian kekasihnya nati bingung bujuknya gimana :')

      Hapus
  4. mau pergi ke mana?
    jadi baper sendiri bacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehe... ga kemana-mana kok.
      belom ada suami yang bakal boyong aku merantau! *eh

      Hapus