Selasa, 02 Mei 2017

Untuk Sipenggores Warna Ungu

Setiap orang yang datang dan mengisi hidup kita, punya warna dan aroma berbeda. Rasa yang ditimbulkan pun tak sama. Pahitnya perpisahan dan manisnya pertemuan, dengan saling berbagi emosi dengan orang-orang di sekeliling kita. Ada yang kita kenal dari awal, dan memilih menetap sampai sekarang, mungkin sahabat dari kecil, atau bakan mungkin hanya tinggal keluarga (di saat teman yang lain sudah memilih menjalani kehidupan barunya di tempat lain). Ada yang kita kenal lama namun memilih pergi, dan ada yang baru saja datang mencoba peruntungan sebagai orang dekat kita.

Kenal dan dipertemukan secara tidak sengaja denganmu, aku jadi memiliki banyak pemahaman. Mengerti bahwa yang introvert jauh lebih perhatian akan hal-hal kecil. Mengerti bahwa manusia kaku ternyata bisa bercanda. Paham kalau kekaguman bisa datang karena kebaikan-kebaikan kecil. Paham kalau yang sabar ternyata bisa mundur dan memilih pergi dengan perlahan.

Ya, kamu adalah bagian dari yang pernah hadir di hidupku, kemudian memilih mundur menjauh daripada terus-terusan harus diuji kesabaran dengan sikapku. Pergi dengan menyeret langkah kaki diam-diam, tanpa salam perpisahan. Entahlah... Mungkin kamu punya rencana dengan kepergian yang tidak pernah kusangka sebelumnya.

Sejak ditinggal olehmu dengan rasa kecanggungan, aku memilih untuk tetap seperti ini, tidak berubah. Dengan keegoisanku, kekanakanku, dan kesinisanku. Kita yang belum pernah bertemu, mungkin saja suatu saat bisa bertemu secara tidak sengaja. Jadi, kuyakin kamu akan dengan mudah mengenali siapa aku karena tidak ada yang kuubah.

Terima kasih telah pernah memberikan warna ungu di hidupku. Terima kasih selama ini menjadi inspirasi tulisan-tulisanku. Kamu jagan khawatir, tidak ada yang berubah, termasuk menjadikan dirimu abadi, di setiap tulisanku.

0 komentar:

Posting Komentar