Minggu, 13 November 2022

Bukan Lagi Kamu yang Dulu

Aku tidak tahu, mana yang lebih buruk. Besarnya gengsiku atau marahku karena kamu selalu menomorduakan posisiku. 


Tentu, sebagai seorang yang terlalu sering menunggu, aku teramat gengsi sekadar memulai sapaan "Hai".

Dan

Karena aku sering dinomorduakan, kurasa aku pantas marah kamu sering mengabaikanku. 


Tadi, dini hari aku bermimpi, bertemu denganmu. Rasa canggung dan seperti orang yang baru kenal membuatku berpikir ulang, apa mungkin selama ini aku salah mengartikan komunikasi ini?


Siang ini, saat aku membuka mata, aku teringat kapan pertama kali cinta mengalir untukmu. Di saat itu, aku hanya kompas rusak, hilang arah dan porosnya. Yang kerap menghabiskan waktu dengan bayangan atau goresan tangan di buku catatan. Lalu kamu datang dengan kupu-kupu warna-warni. Membuat gugup menjadi tenang, kacau jadi nyaman, dan kosong terisi sempurna. 


Ah... Rasa yang masih sangat ingin kunikmati sampai hari ini. Tapi nyatanya kamu... Tidak lagi seperti kamu yang dulu rela menemani sepiku. 

0 komentar:

Posting Komentar