Minggu, 13 November 2016

Dear...

Dear…
Gadis lugu berwajah sinis
Apa kabarmu? Sudah lama sekali kamu menghilang dari pandanganku,
Tidak, mungkin memang secara langsung aku tak dapat menatapmu, tetapi aku tahu, dari foto yang barusan kulihat, kamu sedang beristirahat di pangkuan selimut saat ini
Yah, meski kamu menghilang dari pandanganku, kamu tetap hidup dan sehat dalam sanubariku

Ada hal apa, sayang, sampai kamu memilih untuk tidak kembali ke kota kecil ini dalam waktu yang tidak singkat? Baik-baikkah kamu di sana?
Semoga saja kecemasanku tidak pernah terjadi, walau sejentikpun rasa sakit itu.
Kamu mau tahu?
Banyak hal berubah di sini semenjak kamu memilih diam bersembunyi
Aku dan satu lagi sahabat kita, hampir mati berjuang berhadapan dengan monster. Hebat bukan? Monster!
Di tengah-tengah napas tersengal, kami pasti berandai, “Andai gadis jutek itu ada di sini, kita tidak akan dibiarkannya mati seperti ini.”
Yah, kami memang sangat tergantung padamu.

Kamu tau? Gedung tempat mengadu nasib terakhir kita, sudah banyak kemajuan.
Terakhir, kamu hanya tau ada tiang-tiang yang didirikan, kan?
Sekarang sudah ada dindingnya, sebagian juga sudah punya atap. Duh… aku jadi membayangkan, kita dapat menelusup nanti ke ruangan beraroma khas bangunan baru, untuk hunting foto,nanti kita beri caption “Si penyusup gedung sang petinggi!” keren ya?
Makanya, kamu cepat ke sini, jangan sampai ada orang lain yang mendahului kita ‘membismillahi’ gedung itu!

Dear cintaku…
Gadis sombong berhati lembut
Marahkah kamu padaku?
Sudahlah, perbincangan kita tempo hari tidak usah menjadi wacana panjang dalam benakmu
Aku tahu kamu membenci kalimatku, tapi aku hanya kasihan padamu, oh maaf, bukan kasihan, aku terlanjur sayang padamu.
Bukan maksudku meremehkan statusmuu. Bukan sama sekali!
Aku hanya ingin kamu bisa mengenal sosok bernama laki-laki.
Tentu, ada secuil laki-laki baik di dunia ini, yang aku yakini dia adalah salah satunya.
Kenapa tak kamu coba mengenalnya dahulu? Mungkin kamu bisa menilainya menyenangkan?

Dear sayangku…
Gadis aneh si penyendiri
Maafkan aku, orang yang menamai dirinya sahabatmu
Jangan pergi karena marah padaku, karena banyak teman-temanmu di sini mencarimu,
Mereka membutuhkanmu…
Keluarlah dari persembunyianmu, kembalilah ke kota kecil kita ini,
Ingat! Dosen pembimbing menagih tesismu yang belum kelar. Hehehe

Cepat balik, cerewet!


*surat elektronik dari seseorang, yang merasa bersalah begitu diriku tiba-tiba tidak kembali selama lebih satu bulan. Ditulis ulang dalam bahasa yang lebih dramatis, biar lebih manis dibaca (karena bahasa aslinya kasar banget, ya Allah 😭😭)

2 komentar:

  1. Wah manis banget. Pertemanan wanita mah emang manis sih. Gak kebayang lah kalau cowok ngirim ginian ke temen cowoknya. Yang ada malah diolok-olok. Haha.

    Itu maksudnya disuruh pulang ke mana? Ke kampung halaman ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha... kalo cowo? Geliiiii Son!

      Enggak, di suruh balik ke kota, tempat kami masih menimba ilmu di kampus.

      Hapus