Teruntuk si pemilik hati seluas samudera, si
rendah hati meski sangat tidak tampan, sahabatku tersayang.
Hey! Masihkah kau pegang rinduku yang dibalas
dan ditelan waktu lalu? Seperti sebelumnya, malam masih selalu datang, padahal
kutak ingin rindukan bintang. Namun malam tlah membuatku selalu mengenang. Tentang
kamu yang kini tiada lagi bisa membagi tawa di sampingku.
Aku masih ingat, kita tidak sengaja bertemu di
fakultasmu. Berkat hobi yang sama, akhirnya kita menjadi sangat dekat, semakin
akrab. Aku menyukai hari-hari yang kubagi bersamamu. Cerita-cerita konyol yang
selalu kita banggakan, rencana masa depan yang mungkin sulit dibayangkan. Kamu
masih ingat? Waktu itu, sore hari sehabis latihan kamu mengantarku pulang ke
kosan berjalan kaki sambil bercerita bahwa kamu tahun 2015 akan ke Amerika,
menjadi menteri olahraga di sana. Hahaha… aku langsung menoyor kepalamu gemas.
Sekali-kali, kamu pun sempat membalas dorongan di kepalaku, ketika aku membual
perihal akan menjadi juara nasional tahun 2016. Dan memang itu hanya sebuah
lelucon. Buktinya, tahun lalu tidak ada peristiwa itu, bahkan aku memilih
pensiun di akhir tahun lalu.
Oiya, kamu apa kabar di sana? Sepertinya
benar-benar sibuk bekerja di dinas perpora. Ya, kuakui mimpimu di bidang
olahraga sedikitnya sudah kau capai saat ini. Terus kejar impianmu ya! Kabarku
di sini, tidak begitu membanggakan. Aku biasa-biasa saja, tidak ada cerita
menyombong yang bisa kubanggakan. Entahlah, sejak kamu pergi di tahun awal
kuliah s2-ku, rasanya sudah tidak ada lagi yang benar-benar mengerti aku. Tidak
ada lagi yang mau mendengar dengan sabar mimpiku, malahan, sekarang ini, kalau
aku bercerita hal-hal (yang dianggap konyol) aku pasti ditertawakan.
Ahh… dulu, kenapa kita bisa bertemu, kalau kamu
juga hanya sementara di sini, kemudian memilih pergi? Sudah terbiasa dengan
kenyamanan yang kamu berikan, membuatku terlalu tergantung padamu. Aku kesal,
aku tidak menyukai itu. Tidak bisakah kamu kembali saja ke sini, dan menjadi
sahabatku lagi? Oke, iya sampai sekarang aku masih tetap sahabatmu, tapi, tetap
tidak sempurna tanpa hadirmu.
Aku kangen kamu tau! Orang pertama yang aku
paksa baca cerita aku dan kasih komentar sebelum aku posting di blog. Orang
pertama yang paling rempong kalau aku sedang sakit. Orang pertama yang paling
bahagia begitu tahu aku sudah bisa memasak sop. Orang pertama yang khawatir,
orang pertama yang paling bisa bikin aku tergantung. Kini, perlahan mulai tiada
lagi.
Aku benci itu!
Kamu kangen aku juga, kan? Mari kerja lebih
giat lagi, lalu nabung buat beliin aku tiket ke sana, jadi tourguide aku keliling Kuta, aku nggak minta keliling Bali kok.
Baik kan, sahabatmu yang manis ini?
With love, 💕
Sahabat terkece yang kamu punya👸
0 komentar:
Posting Komentar