Jumat, 17 Februari 2017

Setelah 18 tahun

Hidup kita di hari ini, tak lepas dari masa lalu yang telah terukir indah menggores apik dalam tinta kenangan yang tersusun rapi di buku harian yang tersimpan di kotak harta karun kita.

Bicara masa lalu, aku mengenal sahabat kecil yang pernah menjadi alasan kenakalan masa kecil menjadi menyenangkan. Hidup bersama di lingkungan tempat tinggal yang berdekatan. Ya, kita mulai dekat kala itu, kamu baru pindah ke rumah di depan rumahku. Rasanya menyenangkan, punya tetangga baru seusiaku.

Kapan kita mulai akrab? Aku lupa persisnya seperti apa. Yang masih kuingat sampai sekarang, kenakalan-kenalakan kita yang masih tersisa giresannya sampai sekarang. Kita pernah menggores dinding luar belakang rumah Yulia dengan ukiran nama kita, yang tentu saja membuat murka orang tua kita yang dapat pengaduan dari tante Widya. Namun anehnya, semarah-marahnya tante Widya kala itu, goresannya malah dibiarkan begitu saja sampai hari ini. Kita juga sering menghabiskan setoples astor jualan mamaku di kolong kasur kamar orang tuamu.
Ahh.. Kejadian-kejadian menggemaskan itu kini terekam lagi di ingatanku.

Kemarin, setelah 18 tahun tidak bersama lagi, kita bertemu. Jujur, aku sudah lupa dengan wajahmu, namun tidak dengan namamu. Aku yakin, Robbyansha Panca itu nama sahabat kecilku yang kini tumbuh gagah dan kharismatik. Kita bertemu tidak sengaja di sebuah acara. Meski membalas senyumku, namun sepertinya kamu lupa dengan namaku yang kuyakin juga kamu pasti dengar. Atau, mungkin lengan mungil seorang gadis cantik yang selau berada di sisimu itu yang menahanmu untuk sekadar 'say hello' padaku. Apapun alasannya, aku lumayan kecewa dengan sikap dinginmu itu. Bukankah seharusnya kita bisa saling bercerita seru tentang belasan tahun masing-masing?

Dear, sahabat kecilku... Aku merindukanmu.

2 komentar:

  1. Kenapa enggak kamu tegur duluan aja, Lus? Kali aja dia udah pangling kan. Atau udah kamu coba?

    Ya, kadang aku juga suka ngedadak flashback sama temen-temen masa kecil :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maluuu
      Soalnya pas disenyumin dia seperti ingin berpura2 gak denger.
      Ntar kalah ditegur terang2an atau sok akrab malah aku malu2jn diri sendiri.hahaha

      Hapus