Rabu, 31 Agustus 2016

Sewajarnya

Ketika kamu merasa bahagia memiliki kehidupan yang sempurna, –dengan begitu banyak orang yang benar-benar peduli berada di sekelilingmu, Pernahkah kamu mencoba membuka mata lebih lebar lagi? Keluar dari lingkaran lingkungan yang mengerubungimu. Menebas dinding tinggi yang menghalangi pandanganmu. Mungkin, ada di luar sana, di sekitarmu yang tidak pernah mendapat perhatianmu, ada sosok yang tengah sepi dan terasingkan.
Apa yang kamu pikirkan ketika mendapati pemandangan demikian?

Mereka tentu dapat melihat dengan jelas bagaimana kamu begitu bahagianya, tertawa lepas dan melayang sambil menari-nari, karena tidak ada sekeliling yang melingkarinya untuk menghalangi pandangannya menujumu. Kamu tahu, apa yang mereka pikirkan ketika meihatmu terlalu nyaman dengan lingkungan sempurnamu? “Mungkin orang yang terlalu bahagia menunjukkan kebahagiaannya lupa, di sekitarnya ada orang lain yang sedang berusaha dengan keras untuk tidak ketahuan dengan luka di hatinya”.

Kembali lagi, bagaimana perasaanmu? Apakah masih ingin menunjukkan pada dunia betapa bahagianya dirimu dengan kehidupanmu yang tanpa cela?
Layaknya kesedihan dan kesusahan yang akan segera berlalu. Berbahagialah sewajarnya, mungkin kau bisa lebih bijak demi memikirkan perasaan orang-orang yang tidak sengaja terluka hatinya melihatmu tertawa begitu bahagia.

16 komentar:

  1. Mereka tentu dapat melihat dengan jelas bagaimana kamu begitu bahagianya, tertawa lepas dan melayang sambil menari-nari, karena tidak ada sekeliling yang melingkarinya untuk menghalangi pandangannya menujumu. Kamu tahu, apa yang mereka pikirkan ketika meihatmu terlalu nyaman dengan lingkungan sempurnamu? “Mungkin orang yang terlalu bahagia menunjukkan kebahagiaannya lupa, di sekitarnya ada orang lain yang sedang berusaha dengan keras untuk tidak ketahuan dengan luka di hatinya”.

    Dulu pernah ngalamin jadi "si tersembunyi", dan meskipun sekarang udah jadi yang tertawa, tapi setiap kali lihat mereka jadi serasa inget masa lalu. Kadang diabaikan itu jadi jahat banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak.. diabaikan n ga di-tenggang rasa-in itu gaenak banget :((

      Hapus
  2. Berbahagia sewajarnya. Bersedih sewajarnya. Karena semua itu pasti akan berlalu. Hidup harus terus berlanjut :')

    willynana.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hiduplah dengan sederhana, baik itu bahagia ataupun berduka :)

      Hapus
  3. nice, yang sewajarnya aja hahaha. gue pernah jadi yang terasingkan, belasan tahun sendirian, kayak hantu, ada tapi gak satu pun orang tau. bebas tapi sepi. pernah juga jadi si "bahagia" dikelilingi orang-orang yang peduli, nyaman namun terkekang. udah kecanduan rasa sepi walaupun menyedihkan. loneliness is so dangerous, so addictive.

    agak curcol, tapi gapapa, yang penting komen di kunjugan pertama hahahaha, salam kenal btw

    BalasHapus
    Balasan
    1. umunya, keduanya, jadi si bahagia dan jadi si teracuhkan kita sama-sama pernah merasakan. hanya saja, terkadang ketika berada di posisi si bahagia kita terkadang lupa ada orang lain yang tengah berduka.

      salam kenal kembali kaaak :))

      Hapus
  4. Terimakasih telah diingatkan dek lulu

    BalasHapus
  5. Terimakasih telah diingatkan dek lulu

    BalasHapus
  6. "Berbahagialah sewajarnya..."

    Setuju deh, mbak. Terkadang ada orang yang kurang bisa menempatkan diri, kurang peka sama sekitarnya. Jadi kalau nunjukin rasa senang itu berlebihan gitu. Misalnya aja cerita tentang liburannya yang isinya jalan-jalan ke sana kemari sekeluarga besar naik mobil mewah. Mungkin dia nggak sadar kalau temen yang ikut denger tuh anak rantau yang waktu liburan nggak bisa pulang ketemu keluarganya. Pengalaman lihat karakter teman, nih, hehehe. Walaupun sederhana, tenggang rasa itu perlu.

    Tapiiii menurutku penting juga buat jadi orang yang "nrimo", nggak sirik or iri sama kebahagiaan orang lain. Jadi ya biasa aja gitu lihat teman yang misalnya lebay menunjukkan kegirangannya akan sesuatu :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. terkadang sedih juga liat otang terlalu ekspose kebahagiaannya, apalagi saat kita lagi sedih-sedihnya.

      Tp, overall smuanya harus sederhana, menjadi yg "nrimo" juga kudu. Aar tidak dibilang irian. :))

      Hapus
  7. Intinya: Hiduplah dengan seimbang
    Setiap rasa pasti datang bergantian.

    BalasHapus
  8. jadi yang "bahagia" tidak selalu adalah orang yang egois. mungkin ia hanya sedang menikmati bahagianya yang bisa menghilang esok atau lusa

    BalasHapus
    Balasan
    1. o, iya! kita tidak boleh terlalu menghujat juga kan ya..

      Hapus