Kamis, 09 November 2017

Jadilah si "Tidak Peduli" daripada Pembenci

Seberapa banyak kita memiliki orang lain di hati kita, masuk dalam kategori orang-orang yang tidak kita sukai? Kurang dari 5? Lebih dari 5? 10? 20? Tahu persiskah kita apa alasan kita menempatkan mereka pada golongan orang yang kita tidak sukai? Logiskah alasan itu?

Kehidupan seperti apapun, tentu ada saja konflik dan masalah yang terjadi, meskipun dengan bersusah payah kita hindari untuk bermasalah dengan orang lain. Namun, pilihan kita untuk menempatkan perasaan kita pada orang tersebut. Apakah kita harus membencinya atau tidak? Kadar kebenciannya tinggi atau tidak? 

Ada saja, seseorang yang baru mendengar nama orang yang dibenci saja sudah langsung badmood. Ada juga, walaupun bertemu dengan orang yang tidak disukai, ia masih bisa bersikap normal dan biasa saja, memperlihatkan seolah hatinya berdamai dengan orang tersebut.

Jadilah si tidak peduli daripada pembenci. Sengaja tulisan ini ditulis hari ini. Barusan, ada kejadian di samping saya, seseorang yang di hatinya menyimpan kebencian yang dalam terhadap seseorang, mencak-mencak begitu mengetahui yang dibenci tengah berbahagia, padahal tidak membuatnya terlukai sedikitpun. Namun, hati yang membenci, tetap mencari celah untuk tidak menyukai. Hampir setiap hari peduli, mencari tahu, tentang orang yang tidak disukai. Dapat apa? Hati yang semakin keras dengan kebenciannya. Lelah dengan kebencian yang menguras kalori, tidak kenyang.

Untuk apa kita terlalu peduli? Bukankah lebih baik kita tak acuh dengan orang yang tidak kita sukai, ketimbang menyediakan waktu kita untuk memperhatikan hidupnya? Jadilah tidak peduli daripada pembenci, karena lebih aman, tentram, dan mengurangi potensi dosa.