Kita pernah, memilih dengan lugu untuk terlihat terlalu kasihan hanya karena bertahan pada kondisi yang sebenarnya mengganggu dan menyiksa batin.
Kita mengorbankan banyak hal untuk itu. Waktu, tenaga, pikiran, terlebih perasaan.
Ketika ketidaknyamanan saja tidak cukup menjadi alasan kita untuk meninggalkan, apakah masih ada pertolongan?
Mengapa kita masih bertahan? Apa karena "tidak ada pilihan lain, saya bertahan" yang masih menjadi penahan kaki kita untuk hengkang?
Jangan terlalu naif, kita memiliki pilihan sendiri untuk memutuskan sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan hidup kita sendiri. Terlalu lama berada di posisi tidak mengenakkan akan berdampak tidak baik juga untuk diri kita nantinya.
Jangan mau bertahan, jika sebenarnya hatimu enggan.
Engkau berhak meninggalkan.
Engkau boleh berpaling arah.
Hidup sekali, jangan dibuang sia-sia hanya karena kita tidak berani mengambil resiko, keluar dari zona nyaman.
Eh, tetapi ini juga bukan kategori nyaman, karena sudah enggan.
Lepaskan keluguan, mulailah memutuskan.
Tinggalkan keraguan untuk melepaskan.
Jangan mau bertahan, jika enggan.
Kamis, 11 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terkadang, untuk mulai mengakhiri pun teramat susahnya.
BalasHapusmakanya memilih bertahan. :'(
makanya, tulisan ini dibuat untuk menyadarkan "kesusahan" yang menjadi alasan, padahal hati sudah tersiksa. semangat move up!
Hapusndak juga... terkadang butuh komitmen untuk sama-sama menuju masa depan bersama, jangan nyerah di tengah jalan dong
BalasHapusuntuk komentar ini, sepertinya kita tidak satu persepsi mengartikan tulisan di atas... hihihi, jadi silahkan bertahan dengan komitmenmu. ^^
Hapusjangan mau bertahan jika enggan...
BalasHapusyah... setuju sih, tapi sedikit egois.
mungkin sama maknanya dengan "jangan mau melepaskan jika kau ingin"
egois, demi kebaikan diri, daripada batin tersiksa terus?
Hapuspas banget dgn posisi 8 tahun blakangan yg aku rsain.. bertahan utk melalui rute dan tiket masa depan.. dblg trpaksa iya, klw tdk djlnkan sulit rasanya.. mmberontak pun pd masa itu juga akan dslah artikan... jujur pun akan brdmpak negatif dlm penilaian pribadi kita nnt. "serba salah" tertekan dlm diam. salah jika diungkapkn... bukan proses yg mereka lihat tp sllu hasil yg mereka inginkn... smpe detik ini pun masih dpandang sebelah mata. #runyam ������
BalasHapusitulah kenapa postingan ini ada, meski tidak begitu anjang dan diksinya tidak begitu apik, tapi tulisanini memiliki harapan, agar setiap orang-orang yang sebenarnya gerah untuk tetap bertahan mampu keluar dari zona aman dan nyamannya. ^^
Hapusyupz. setidakny ocehan ini bs melegakan utk pribadi wlpn hnya sdkt tp cukup puas.. syukur alhmdulillah *_-^^
HapusSemoga tidak haya melegakan.
HapusTetapi bisa "hengkang" perlahan.
Mulai belajar untuk menegaskan diri sendiri demi diri sendiri juga dan demi orang lain gitu yah :')
BalasHapussis minta followback nya yaa :3
willynana.blogspot.com
yap... karena hati kita juga berhak lega dengan pilihannya sendiri ^^
Hapussudah ya mba Nana :))
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusout of our comfort zone, tak semudah membaca aliran postingan ini :)
BalasHapus