Masih berdiri di dalam kotakku. Menatap perlahan
ke arah jendela kaca yang memburam karena embun yang terkena efek hujan dari
pagi. Pertanda baru bangun, sesosok dengan mahkota kusut membayang dari sana. Segera
kusapu uap itu agar tidak melihat pemandangan kusam itu lagi. Tidak enak
dilihat tengah malam begini.
Bukannya lupa. Di akhir tahun seperti ini,
hujan memang lebih rajin mendatangi kotaku setiap harinya. Dan akibatnya, aku
jadi terkurung dalam kotak peraduanku, seharian. Tidakkah ia rindu untuk pulang
barang sebentar bertemu awan?
Tidak ada yang menyakitkan dari hujan yang
datang memang. Dengan aroma tanah dan hawa sepi yang dibawanya sesampainya di
bumi, Ia hanya berusaha setia. Hujan terjatuh berkali-kali, tetapi tak pernah
enggan untuk kembali, meskipun itu untuk terjatuh lagi. Ia selalu datang lagi. Terjatuh
pada tempat yang tepat.
Pelajaran yang diberikan hujan, tentu saja
bagaimana ia menunjukkan kesetiaan. Setelah pulang, ia menjanjikan untuk
kembali. Tentu saja, dengan jaminan usianya yang semoga masih panjang.
Hawa dingin mulai menembus kaca yang masih
kusentuh, menyadarkanku. Hujan yang enggan berhenti, membangunkanku yang merasa
sangat lapar. Ternyata hujan masih saja berbaik padaku, meski aku tidak pernah
berterima kasih padanya, atau sekadar menyambutnya kala ia datang mengunjungi. Sambil
menikmati sisa roti yang kubeli tempo hari, aku masih menatap ke luar jendela,
menembusnya untuk dapat menyapa sang hujan. Mencoba menggenggam butirannya yang
terjatuh, agar tidak begitu sakit.
aku nggak pernah absen galau setiap abis baca postinganmu.
BalasHapusyang baru-baru ini, judulnya "ada" sama "tidak akan" udah sukses bikin berlinang air mata, yang ini, aku jadi pengen teriak kenceng2!
Maapkeun...
HapusCuma ingin berbagi aja.
Mari teriak kenceng2 nya bareng!!
kayanya aku harus tambah di blog list nih buat bacaan sendu2
BalasHapussuka banget baca yg semacem gini, perks of being melancholic! :))
Wa... makasih kak :)))
HapusMbak tulis novel gih...emosinya dapet deh di alur ceritanya :)
BalasHapusIni cuma seuprit mba Dew, novel kan berpuluh-puluh halaman.. apa kusanggup? 😂
HapusHujan. Selain mengobrak-abrik memori lama yang sudah disimpan rapi. Hujan juga mampu memporak-porandakan perasaan seseorang ya mbak, banyak hal yang diberikan oleh hujan ternyata, seperti yang dituliskan di postingan ini. Duh, enak banget dibacanya, jadi kangen hujan:')
BalasHapuskotanya ga lagi didatangi hujan ya mbak?
Hapuskotakuu sering didatangi hujan nih, kalo kangen ke sini aja :)))
suka sekali dengan hujan ya
BalasHapusiya, aku juga suka dia :')
Hapus