Senin, 13 Februari 2017

Cinta Selamanya

Pada dinginnya embun pagi yang memotivi setiap helai tumbuhan di halaman.

Aku teringat kembali kalimat yang dahulu rutin kudengar dari mulutmu, kalimat yang menyejukkan bak embun pagi, kalimat yang meneduhkan dari terik panasnya hari, dan kalimat pelepas dahaga di tengah padang kehidupan.
Kalimat yang belakangan sudah mulai tidak pernah lagi kau utarakan padaku.
Bukannya kita tidak lagi dekat, bahkan sekarang aku satu-satunya buah hatimu yang berada di sisimu dan bintang hatimu. Namun, kondisi kesehatanmulah yang menghukum kita untuk tidak bisa lagi berbincang terlalu panjang.

Ahh.. Kejam sekali penyakit yang menggerogotimu, perlahan menjauhkanmu dari semua kenikmatan dunia. Makan enak, tidur nyenyak, bersenda gurau dengan kami.
Aku merindukan masa itu, pa... Bisa seenaknya bergelayut di pangkal lenganmu yang kokoh itu, merengek minta dibelikan coklat sembunyi-sembunyi di belakang mama, atau bercerita menyombong kalau di sekolah aku lari paling cepat di pelajaran olahraga.

Cepat sembuh, laki-laki cinta pertamaku.
Laki-laki yag tiada pernah menyakiti dan membuat galau.
Laki-laki hebat yang membuatku merasa nyaman dan berkali-kali bersyukur, dalam tubuhku megalir darahmu.
Aku mencintaimu, sampai kapanpun. Bahkan sampai kelak aku sudah bukan jadi tanggung jawabmu lagi.

#PosCintaTribu7e
#SuratuntukPapa
#HariKe-6

0 komentar:

Posting Komentar