Rabu, 01 Maret 2017

Jadi...

Teruntuk perempuan yang beberapa saat lalu datang dan duduk manis di hadapanku
Asing ya? Kita duduk bersama tapi saling diam
Aneh ya? Kita berdekatan tapi terasa berjauhan
Bukannya aku yang berubah menjauh, tapi kamu yang terlebih dahulu menghindariku.
Bukannya aku yang sudah tidak ada bahan lagi bercerita padamu, tapi kamu yang lebih dulu tidak mau berbicara padaku.
Bukannya aku enggan berbagi padamu, tapi kamu yang sudah lebih dulu tidak lagi mengikutsertakanku.
Lantas, bagaimana mungkin aku masih bisa bersikap akrab, dekat, hangat, sedangkan kamu telah menciptakan jarak?
Bukan hanya kamu, aku, kita yang merasakan adanya kecanggungan. Tapi semesta pun sudah mulai menyadarinya.
Bahwa yang akan pergi meninggalkan, terkadang memang senang menggores jarak terbentang.
Mungkin, agar tiada begitu terasa saat pisah benar-benar kan jadi nyata.

Jadi… apa lagi yang bisa kulakukan selain mengikhlaskan?

3 komentar:

  1. Pelajaran mutiara di hidup ini ialah bahwa ikhlas memang diperlukan untuk semua kondisi :')

    BalasHapus
  2. sebenarnya pisah tak kan menjadi alasan rasa asing dan aneh itu hadir menjelma dinding. kecuali dia meniatkannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dia melakukannya secara tidak sadar, kalau ada aku yang merasa tersisihkan.

      Hapus